Start with WHY (Indonesian)

Baru-baru ini, saya membaca sebuah buku berjudul “Start with Why”, yang ditulis oleh Simon Sinek.  Buku ini SANGAT BAGUS!  Untuk apapun pekerjaan kita, siapapun kita, bacalah!  Apa yang bisa kita pelajari dari buku ini dapat diaplikasikan di organisasi apapun dan oleh siapapun.  Dalam bukunya, Simon berbicara mengenai bagaimana “Start with WHY”, memulai dengan mengapa, dapat menjadi sangat penting dan membawa dampak positif dalam hidup kita.  Saya secara pribadi belum selesai membaca buku ini, tetapi akan saya selesaikan dan saya sharingkan apa yang saya pelajari!  Saat ini, saya sangat bersemangat untuk membagikan apa yang saya pelajari di sini kepada Anda.  Jadi, di sini saya tulis beberapa pesan penting dalam poin-poin, berdasarkan apa yang telah say abaca:

start-with-why

  • Simon memperkenalkan apa yang ia sebut sebagai “The Golden Circle”, Lingkaran Emas, yang terdiri dari APA, BAGAIMANA, dan MENGAPA.  Ia berpendapat bahwa semua organisasi di dunia mengetahui APA yang mereka lakukan.  Sebagian mengetahui BAGAIMANA mereka melakukan APA yang mereka lakukan, tetapi sangat sedikit organisasi mengetahui betul MENGAPA mereka melakukan APA yang mereka lakukan.
  • APA (WHAT) merujuk pada apa yang dilakukan oleh organisasi/bisnis/individu.  Misalnya, “menjual PC/komputer”, “membuat dan menjual TV”, “membuat baju”, “membagikan pengetahuan”.
  • BAGAIMANA (HOW) merujuk pada tindakan atau nilai unik yang dianut dalam melakukan apa yang dilakukan.  Dalam arti lain, di sini lah di mana orang akan menyebut nilai pembeda dari apa yang dilakukan.  Misalnya, “komputer yang didesain dengan cantik dan mudah digunakan”, “orientasi pada manusia”, “pembelajaran aktif”, “pembelajaran berbasis teknologi dan karakter”.
  • MENGAPA (WHY) merujuk pada alasan, kepercayaan, mimpi, visi, dasar dari tindakan yang dilakukan.  Simon seringkali menggunakan Apple sebagai contoh, karena ia merasakan bahwa Apple memiliki alasan dan visi yang jelas sebagai sebuah organisasi.  Ia mengatakan bahwa Apple percaya untuk selalu menantang status-quo, untuk menjadi unik dan inovatif.  Simon sendiri memiliki misi untuk menginspirasi orang untuk melakukan apa yang menginsipirasi diri mereka sendiri, karena ia bermimpi sebagian besar manusia di dunia bangun di pagi hari merasa bahagia dengan hidupnya.

dqzpgzxuqaepxai

  • Simon Sinek berpendapat bahwa setiap orang yang memimpin dengan efektif adalah mereka yang menginspirasi orang lain sehingga secara sadar, orang-orang tersebut dengan rela mengikuti pemipmin tersebut.  Bukan karena mereka dipaksa atau berupa keharusan, tetapi karena mereka mau.
  • Untuk memulai dengan MENGAPA tidaklah mudah, karena sebagian besar organisasi dan individu di dunia cenderung lebih sering mendefinisikan dan mengidentifikasi diri mereka dengan APA yang mereka lakukan dan BAGAIMANA mereka melakukannya, daripada MENGAPA mereka melakukannya.  Jika Anda tidak percaya, coba cari contoh sendiri dari institusi tempat Anda bekerja, kampus Anda, atau bahkan diri Anda dan teman-teman di sekitar Anda.  Kita lebih mudah dan lebih suka untuk mendefinisikan diri kita dengan apa yang kita lakukan, misalnya melalui kualifikasi kita (S1 Matematika, S2 manajemen, dst.), bahwa kita ahli dalam mengoperasikan Ms. Excel, Ms. Word, dll., bahwa kita hebat dalam presentasi, dan lainnya.  Sebaliknya, kita jarang sekali membahas mengapa kita ada di dunia ini dan melakukan ini dan itu.

Sebagian dari Anda mungkin belum pernah mendengar tentang Simon Sinek ini dan apa yang ia lakukan.  Ini sungguh menarik dan berguna, dalam berbagai konteks kehidupan personal dan profesional.  Ini memang bukan hal baru, tetapi Simon mendeskripsikannya dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dipahami.

04916ee6e81065c8333e6546184af512eee37bbe_2880x1620

Sebagai pendidik, saya mempercayai hal ini juga.  Saya melihat bahwa motivasi, alasan, mimpi, visi, menjadi hal penting yang mendasari apa yang saya lakukan sebagai pendidik.  Jika saya tidak percaya bahwa anak akan berhasil, itu akan memengaruhi bagaimana saya mendidik mereka, bagaimana saya berkata-kata.  Demikian juga sebaliknya, jika saya percaya penuh bahwa setiap anak adalah berharga, berarti, dan mempunyai potensi unik yang berharga untuk terus dikembangkan, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkan itu dalam diri setiap anak yang saya didik.

Beberapa contoh lain yang bisa digunakan:

  • Jika seorang pemimpin percaya bahwa setiap orang yang dipimpinnya berharga, ia akan memimpin dengan efektif untuk mengembangkan setiap orang yang mengikutinya sepenuhnya, dibanding hanya fokus pada memastikan tugas berjalan dengan baik.
  • Jika kita percaya bahwa uang adalah sesuatu yang sangat berharga, kita akan berusaha mendapatkannya sebanyak mungkin, dan kemungkinannya sangat tinggi bahwa kita akan menggunakan berbagai cara yang mungkin untuk bisa memperoleh banyak uang dan harta, bahkan melalui cara atau pekerjaan yang kurang bermakna dan positif.
  • Jika murid sekolah sangat percaya bahwa skor adalah hal yang sangat penting, maka mereka akan melakukan segala cara untuk memastikan itu, entah melalui belajar keras, cara curang, atau hal lain yang mungkin saja sebenarnya bisa merugikan dirinya sendiri.
  • Jika kita percaya bahwa keluarga adalah prioritas utama, maka setiap hal yang kita lakukan dan bagaimana kita melakukannya akan berpusat untuk kepentingan keluarga kita.

Hal-hal yang disebutkan di atas hanyalah beberapa contoh sederhana, dan Anda dapat menemukan yang lain.  Saya percaya apa yang dibagikan oleh Simon Sinek, yang juga sebetulnya telah dibicarakan oleh berbagai tokoh lainnya, sangat berguna.  Dan ingat, apa yang juga saya tulis di sini adalah refleksi sebagian, padahal masih ada banyak hal lainnya yang bisa kita ketahui.

the2bgolden2bcircle2bimage

Dalam kaitannya dengan pendidikan yang mengubahkan (transformational education), pertama-tama berangkat dari visi dan mimpi akan sangat bermanfaat.  Menjalani setiap tindakan dengan visi yang jelas, dan konsisten dan disiplin untuk melakukan segala tindakan dengan berpusat pada visi tersebut akan memberikan dampak yang tidak terkira bagi mereka yang dididik.  Dengan ini, sekolah dapat berubah, pendidikan dapat berubah, keluarga dapat berubah, bahkan bangsa ini pun bisa berubah.  Jadi.. mari kita MEMULAI DENGAN MENGAPA!  Let’s START WITH WHY!

 

 

7 thoughts on “Start with WHY (Indonesian)

Leave a comment