Mengajar, seperti yang banyak dikatakan orang, adalah suatu profesi yang mulia di mana tugas utama sang guru adalah untuk mendidik setiap murid untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi, bahkan untuk menjadi lebih baik dari pada sang guru itu sendiri.
Guru mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan mungkin merupakan salah satu pekerjaan yang paling berat di dunia. Tidakkah Anda berpikir demikian juga? Guru memiliki beban untuk mendidik, memfasilitasi, mengembangkan, menumbuhkan, … (Anda bisa tambahkan sendiri 😊) setiap peserta didik untuk menjadi yang terbaik yang ia bisa capai. Setiap guru memiliki tanggung jawab (atau bisa dikatakan juga, tekanan) untuk menciptakan masa depan dunia di dalam Batasan dan sistem yang ada. Mereka dibayar untuk melakukan itu semua. Jika murid gagal, sebagian besar orang akan mengkritisi peran dan kualitas sekolah dan guru-gurunya. Jika kualitas lulusan tidak mencapai standar kualitas tertentu, tebak saja, siapa yang akan dipersalahkan dan dikritisi?
Dalam kondisi demikian, menjadi guru mempunyai banyak tantangan dan kesulitan, dan seringkali profesi guru dibicarakan, dibahas, dan seringkali dikritisi oleh banyak pihak. Untuk lebih spesifik, mari kita menuliskan beberapa kesulitan dan masalah yang dihadapi guru-guru, khususnya di Indonesia:
- Jam kerja yang panjang, bahkan lembur, tapi gaji rendah
- Karena gaji yang rendah, harus mencari tambahan penghasilan
- Harus menyesuaikan dengan setiap perubahan kurikulum atau kebijakan pemerintah
- Harus menerima dan mau mendidik sebaik-baiknya setiap murid yang dipercayakan padanya, dengan segala keberadaan mereka (masalah keluarga, orang tua bercerai, tidak fokus, malas, kritis, pintar, rajin, dll.)
- Berurusan dengan orang tua yang semakin punya banyak ekspektasi dan kritis
- Berurusan dengan atasan/bos yang tidak/kurang kompeten (wakil kepala sekolah, kepala sekolah, dll.)
- Kesejahteraan guru yang kurang baik
- Kurangnya infrastruktur sekolah
- Kurangnya alat bantu mengajar
Anda tentunya dapat menambahkan daftar tersebut lebih banyak lagi. Terutama, jika Anda adalah seorang guru, mungkin Anda mengetahui lebih baik daripada saya, dan Anda dapat mengelaborasi setiap masalah tersebut yang pernah atau sedang dialami.
Dalam kondisi seperti ini, saya ingin menanyakan satu pertanyaan sederhana: APA YANG DAPAT SEORANG GURU LAKUKAN?
1. BERHENTI KOMPLAIN, HANYA BERAKSI
Salah satu hal yang bisa kita lakukan, yang mungkin setiap dari kita lakukan, adalah untuk komplain. Yea, komplain! Namun, kita tahu bahwa komplain bukanlah hal yang baik untuk dilakukan. Komplain membuang energi positif kita dari diri sendiri, tapi kita sering melakukannya! Kenyataannya, kita ketagihan untuk komplain!
Saran saya adalah bahwa kita seharusnya mengarahkan pikiran dan hati kita untuk tidak fokus pada sisi negatif dari suatu hal. Komplain tidak menyelesaikan masalah, tetapi lucunya, percaya atau tidak, itu dapat membawa kita kepada niat untuk menyelesaikan masalah. Dengan komplain, kita bisa mengetahui bahwa ada masalah yang sebenarnya kita ingin untuk selesaikan tetapi mungkin kita terlalu malas atau kita tidak merasa punya kapabilitas untuk melakukannya. Apapun itu, bukankah itu hal yang baik untuk kita mulai? Dan itu adalah suatu hal yang bisa jadi natural untuk kita lakukan. Namun, tetap kita harus mengembangkan diri kita agar kemudian kita melatih pikiran dan hati kita untuk lebih fokus pada solusinya daripada masalah itu sendiri.
Jika murid-murid Anda bergumul dan tidak ada yang menolong mereka, jadilah teladan dan lakukan apa yang harus Anda lakukan. Berikan kelas remedial, kelas tambahan, tambahan dukungan, dan perhatian. Cobalah untuk mengenal murid Anda untuk dapat menolongnya lebih baik lagi (coba tonton film Big Brother, bagus lho ini).
2. IMPIKAN, HIDUPI.
Saya mempunyai mimpi bahwa suatu hari sebagian besar manusia di dunia semangat untuk datang ke sekolah, menikmati belajar, menginspirasi dan diinspirasi di sana, dan pulang dengan perasaan puas pada akhirnya. Ini mimpi saya, saya menghidupinya, dan ini juga yang menjadi alas an mengapa saya bekerja begitu keras sebagai guru dan menulis juga artikel ini.
Ingat mengapa Anda mau menjadi guru. Atau, carilah jika Anda belum mengetahuinya. Ketika Anda telah menemukannya, hal itu akan mendorong setiap bagian hidup Anda. Anda akan bekerja begitu keras demi melihat visi Anda itu terwujud.
3. BELAJAR, MAU DIINSPIRASI.
Satu ironi mengenai guru adalah bahwa kita selalu meminta dan mendorong anak murid kita untuk selalu studi (study) dan belajar (learn), tetapi kita sendiri berhenti belajar (learn). Kita mungkin tidak berhenti belajar dalam rangka mempersiapkan mengajar materi, tetapi kita berhenti belajar untuk jangka panjang (learn). Sama sekali tidak masalah jika tujuan kita hanya untuk mengajar isi materi pelajaran dan menolong murid-murid kita mencapai nilai/skor yang baik. Tetapi, jika tujuan Anda untuk menginspirasi orang, termasuk murid Anda, dna menolong mereka menjadi pribadi yang cemerlang, maka sudah pasti Anda harus belajar setiap hari, setiap waktu.
“Guru-guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang pintar menunjukkan. Guru yang luar biasa menginspirasi” – William Arthur Ward, penulis
Bukalah hati dan pikiran Anda pada dunia di sekitar Anda. Anda dapat belajar dari apapun yang ada di sekitar Anda. Anda dapat belajar dari murid Anda sendiri dan terinspirasi dari hidup dan apa yang mereka lakukan. Bagi saya, itu yang menjaga saya untuk ters menjadi guru dan terus mau untuk menginspirasi murid-murid saya. Untuk melihat setiap murid saya bertumbuh adalah kebahagiaan saya, dan pertumbuhan dan pembelajaran mereka dapat menginspirasi saya yang kemudian menolong saya untuk belajar dan bekerja lebih baik lagi untuk menginspirasi mereka di masa depan.
4. PRAKTIKKAN KEPEMIMPINAN
Setiap dari kita mempunya kapasitas dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik. Yang menjadi masalah adalah kemudian apakah kita mau untuk memperbaiki diri kita sehingga kemudian kita dapat melakukan hal-hal besar atau tidak. Dan, untuk melakukan hal-hal yang baik itu memerlukan kepemimpinan. Kita mungkin sering menemukan atasan/kepala sekolah kita tidak atau kurang kompeten dalam memimpin dan mengelola organisasi/sekolah kita dan sebagai hasilnya, tempat kerja kita berantakan. Kita memiliki banyak masalah yang tidak terselesaikan dan kita merasa terdemotivasi.
Tetapi, lihatlah dua kutipan berikut:
“Jadilah pemimpin yang Anda ingin untuk Anda miliki!” – Simon Sinek
“Jadilah perubahan yang ingin Anda lihat di dunia!” – Mahatma Gandhi
Kita mungkin tidak mempunyai kekuatan untuk mengubah sekolah. Kita “hanya” guru-guru biasa, dan kita katakan, “Apa yang bisa kita lakukan?”. Kita dapat melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Kita dapat mempraktikan potensi kepemimpinan kita. Mungkin, kita tidak melakukannya demi kepentingan sekolah (karena mungkin kita tidak peduli pada sekolah kita yang juga tidak peduli kepada kita), dan itu sah-sah saja menurut saya. Anda dapat mendedikasikan setiap aksi Anda demi menolong teman Anda, rekan kerja Anda, dan lebih penting lagi murid-murid dan setiap orang tua. Atau, kita dapat mendasarkan tindakan kita sebagai refleksi iman dan kepercayaan kita, yaitu bahwa hidup dan tindakan kita adalah simbol ibadah kita kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Inspirasilah rekan guru Anda. Inspirasi murid Anda. Inspirasi orang tua Anda. Manakala mungkin, inspirasilah atasan Anda. Jadilah seseorang yang menginspirasi yang Anda harapkan Ada di sekolah Anda. Itulah tanggung jawab seorang pemimpin: menolong, melayani, dan menginspirasi sesama. Pada akhir perjalanan pekerjaan Anda di sekolah Anda, tentulah Anda akan mengetahui bahw Anda sendirilah yang berubah, dan Anda dapat menyaksikan perubahan-perubahan kecil yang terjadi di hidup orang-orang di sekitar Anda, yang semoga dapat memberi dampak pada sekolah Anda.
Penutup
Anda mungkin berpikir bahwa Anda hanyalah orang yang tidak penting, guru, di sekolah di mana Anda bekerja saat ini. Ya, mungkin. Namun, ini tidak berarti Anda tidak berbuat apapun. Sekolah Anda mungkin menurun kualitasnya, buruk kualitasnya berantakan, atau hal lainnya. Daripada complain, refleksikan, merenung dan lakukan apa yang bisa dilakukan. Lakukan sendirian, lakukan Bersama-sama, saya tidak peduli. Yang terpenting, lakukan sesuatu. Jangan biarkan diri Anda terdemotivasi. Jika Anda melihat rekan guru Anda terdemotivasi, tolonglah dia. Jangan berhenti, tetap semangat! Jika kita menyerah, lalu mengapa anak murid kita harus berjuang terus?