Setiap sekolah pasti fokus mengembangkan kualitas guru dengan berbagai cara. Supervisi kelas, evaluasi dan penilaian per term, semester, atau tahunan, dan berbagai hal lainnya. Semua ini tentu sangat bagus, tetapi bagaimana dengan kualitas kepemimpinan?
Kepemimpinan, pada era saat ini, sudah bukan lagi merujuk pada kepala sekolah karena dipercaya bahwa setiap orang mempunyai kapasitas kepemimpinan. Ini berarti, guru, staf, dan bahkan murid juga bisa memimpin dalam kapasitasnya masing-masing. Namun sayangnya, seringkali sekolah, secara sengaja maupun tidak, melupakan pengembangan keterampilan kepemimpinan guru, kepala sekolah, dan muridnya. Manajemen sekolah seringkali kurang menghargai dan memerhatikan hal ini. Salah satu dampak negatifnya adalah ketika seorang guru naik jabatan menjadi koordinator, wakil kepala sekolah, atau bahkan kepala sekolah, guru tersebut tidak dilengkapi dengan baik.
Akibatnya, kita mendapatkan manajer semata, bukan pemimpin. Ia fokus pada tugas manajerial dan administratif, tetapi lupa mengembangkan dan memimpin mereka yang dipercayakan kepadanya. Padahal, signifikansi kepemimpinan sangat besar bagi perkembangan sekolah.
Kalau kita tidak disiapkan dan diperlengkapi oleh manajemen sekolah, kembangkanlah diri. Bacalah buku, ikut pelatihan atau seminar, cari mentor, pedulikan orang lain. Kepemimpinan perlu dilatih sesering mungkin, sama seperti kita berlatih kemampuan bahasa, berpikir, berolahraga, dan lainnya.