Bayangkan kita dan keluarga tinggal di hutan atau padang belantara yang masih dihuni oleh binatang buas. Apa yang Anda rasakan? Takut? Kuatir? Cemas?
Kalau ada binatang buas, apa yang kita lakukan? Siapa yang kita cari?
Tentunya keluarga kita bukan?
Ketika kita masuk ke dunia pekerjaan di kota, ketika ada kesulitan di luar sana? Tantangan ekonomi, kompetitor, dan “bahaya” dari luar lainnya. Apa yang kita lakukan? Kita cenderung fokus pada diri kita sendiri dan mencari cara untuk menyelamatkan diri kita. Baik itu kita sebagai staf, manajer, bahkan sebagai pimpinan. Entah itu di perusahaan atau dunia pendidikan atau industri lainnya, kita cenderung melakukan hal yang sama.
Tempat kita bekerja seharusnya menjadi tempat yang aman dari “bahaya” yang ada di luar, bahkan dari “bahaya” yang ada di dalam organisasi tempat kita bekerja. Kalau rasa aman tercipta, kita akan merasa aman dan nyaman untuk mengaktualisasikan diri kita. Kita lebih mempunyai kebebasan untuk bisa mempercayai satu sama lain. Akibatnya, organisasi bisa bertahan untuk jangka panjang, kinerja pun semakin baik.
Sayangnya, di sebagian besar perusahaan, sekolah, dan lembaga industri lainnya, kita tidak merasa aman untuk bekerja dan berelasi. Akibatnya, rasa percaya tidak ada atau kurang, kinerja tidak maksimal, kita tidak loyal (turnover karyawan tinggi), dan tentunya organisasi tidak akan bisa maju (bahkan mundur dalam beberapa kasus).
Siapakah yang bertanggungjawab untuk menciptakan lingkungan positif di tempat kerja kita? Kita semua, tetapi terlebih lagi mereka yang berada di puncak posisi kepemimpinan. Setiap pemimpin bertanggungjawab menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang positif dan membuat kita menjadi seperti keluarga bagi satu sama lain. Ketika kita merasa aman dan didukung, hanya tinggal waktu untuk organisasi kita bertumbuh menjadi jauh lebih baik lagi.
Jadi, mau pilih yang mana?