Saya ingin berhenti

Saya bekerja di bidang pendidikan sejak tahun 2011. Sejak tahun 2011 hingga saat ini, saya pernah beberapa kali merasakan perasaan ingin berhenti mengajar.

Mengapa demikian?

Saya seorang guru matematika di tingkat menengah. Seperti yang banyak orang tahu, matematika merupakan salah satu momok bagi banyak peserta didik, khususnya di jenjang SMP dan SMA. Dalam beberapa tahun ini, saya sudah berulang kali menyaksikan sendiri betapa sulitnya mengajar matematika pada peserta didik. Pada umumnya, mereka tidak memiliki dasar yang kuat, sehingga akibatnya mereka mengalami kesulitan untuk menguasai matematika di tingkat lanjut.

Saya berusaha belajar, tetapi tidak banyak yang saya pelajari dari sekitar, maupun buku. Saya selalu mempertanyakan, sama seperti murid bertanya, “Untuk apa kita belajar materi ini, Pak?” Sayangnya, saya pun kesulitan untuk menemukan jawaban spesifiknya, sehingga sulit juga untuk membagikannya bagi anak-anak.

Satu hal yang pasti, belajar matematika berari belajar berpikir dan menyelesaikan masalah. Tidak harus selalu berarti bahwa materi tertentu dapat kita lihat aplikasinya. Sebagian besar aplikasi matematika sulit untuk dilihat kasat mata, misalnya aljabar, diferensial, integral, deret Fourier, dan lainnya.

Berulang kali saya merasa berhenti mengajar, karena saya merasa tidak pantas menjadi guru matematika. Saya tidak punya pengetahuan yang cukup. Saya merasa gagal. Ditambah lagi nilai anak-anak yang seringkali kurang baik. Lengkaplah sudah.

Saya tidak mau menyalahkan para pemimpin di sekolah, karena bisa juga jadi mereka tidak memahami. Namun, lingkungan belajar bagi guru menjadi hal penting. Riset menunjukkan bahwa kepemimpinan dan sistem sekolah yang buruk dapat menyebabkan banyaknya guru yang keluar dari profesi. Bukan hanya keluar dari sekolah tersebut, tetapi keluar dari profesi, lho!

Satu hal yang sangat penting bagi guru adalah lingkungan dan kesempatan untuk berkembang. Itu juga yang saya rasakan. Tidak terlalu signifikan ilmu yang saya pelajari selama ini di sekolah. Tidak banyak hal baru tentang matematika yang saya pelajari dari rekan guru, dan tidak banyak fasilitas yang bisa digunakan untuk bisa lebih pintar dalam hal matematika dan aplikasinya.

Bagi para pemimpin, hendaklah kita lebih memperhatikan kebutuhan staf dan guru kita. Mengajar materi nampak mudah, tetapi jika mereka berhenti pada tingkat yang sama bertahun-tahun dan bekerja di sekolah yang kepemimpinannya selalu tidak efektif, mungkin ada saatnya mereka akan berhenti mengajar, seperti yang sempat terbersit di pikiran saya.

Tentunya, jika ada guru yang berkualitas baik, kita tidak mau mereka berhenti. Kita rindu bangsa Indonesia bertumbuh melalui guru-guru yang berkualitas tinggi.

Mari menciptakan lingkungan yang lebih baik, mari terus belajar melayani mereka yang membutuhkan. Pertumbuhan mereka, pertumbuhan kita bersama.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s