Di tempat Anda bekerja, apakah Anda cenderung lebih banyak bekerja secara individu dan mandiri atau dengan kolaborasi?
Di era masa kini, rasanya cukup sulit menemukan perusahaan yang masih menganut sistem dan mekanisme kerja yang cenderung individualistis. Namun, belum tentu demikian di sekolah atau di beberapa perusahaan tertentu.
Saya sedang membaca buku The Principal, karya Michael Fullan, seorang ahli kepemimpinan sekolah dari Kanada. Di buku tersebut, ia membahas betapa pentingnya untuk tidak membiarkan guru memiliki otonomi terlalu besar dalam mengajar di kelasnya. Guru tidak boleh dibiarkan sendiri mengajar “sesuka hatinya”. Apa yang guru ajarkan di kelas harus sejalan dengan visi dan tujuan sekolah, dan ini adalah tanggung jawab pemimpin sekolah untuk memastikannya.
Sekolah yang baik dan efektif akan memfasilitasi para gurunya untuk berkolaborasi dalam rangka belajar dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan visi bersama. Karena tidak mudahnya visi dan tujuan yang ada, sangat sulit untuk mencapainya sendiri. Terlalu sombong apabila kita mengatakan bahwa kita sudah cukup mampu untuk mewujudkannya sendiri.
Tidak, tidak mungkin.
Kita selalu membutuhkan teman dan orang yang mendorong kita lebih baik. Karena itu, kolaborasi menjadi budaya yang penting di berbagai organisasi, termasuk di sekolah.
Jika tempat kerja kita terlalu individualis tidan bagaimana kita bekerja cenderung terpisah satu sama lain, yuk mari mengusahakan sesuatu untuk mengubah budaya tersebut menjadi lebih kolaboratif. Jika lingkungan kerja kita sudah cukup kolaboratif, mari dipertahankan dan manfaatkan kondisi tersebut untuk saling mendukung dan menumbuhkan satu sama lain.
Ketika kita bekerja bersama-sama, kita akan melihat bahwa kita rekan kita mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tidak kita miliki dan begitu juga sebaliknya. Dampaknya, bersama kita semakin kuat dan dapat mencapai lebih banyak hal.
Layaknya pepatah Afrika, “Jika kita ingin melangkah cepat, berjalanlah sendiri. Jika kita ingin melangkah jauh, berjalanlah bersama-sama.”