Pernahkah kita mendengar ucapan seperti judul artikel ini? Biasanya kita mendengarnya dalam konteks dua orang yang jatuh cinta, atau berpacaran, atau pasangan suami istri ya. Bagaimana kalau itu diucapkan oleh seorang pimpinan perusahaan kepada stafnya? Geli? Aneh? Hiii….
Kalau dipikirkan lagi, bukankah kepemimpinan sama saja seperti relasi pacaran atau pasangan? Walau jangan dipikir akan seromantis itu lah ya kesannya. Malah bahaya nanti kalau terlalu romantis.
Apa rasanya kalau pimpinan kita mengucapkan hal semacam itu kepada kita?
“To, kalau kamu gak ada di sini, rasanya sekolah ini akan jadi sangat berbeda. Dalam arti positif lho ya tentunya.”
Kalau kepala sekolah atau koordinator saya mengatakan hal semacam itu, rasanya saya akan merasa berbunga-bunga. Terlebih lagi kalau kemudian beliau menunjukkan alasan mengapa beliau mengatakan hal tersebut. Saya akan merasa bangga dan mau bekerja lebih dan lebih baik dan rajin lagi.
Tentunya, kita pun juga harus menyadari bahwa setiap orang punya standar tertentu untuk kemudian dapat mengucapkan itu kepada orang lain. Sebagai staf biasa, kita harus mempunyai sikap yang baik dan cukup bekerja keras dan cerdas agar pimpinan kita memuji dan mengapresiasi kita. Kalau kita selalu terlambat dan malas, apa juga yang bisa kita banggakan? Justru, ketika pimpinan kita memuji kita, kita bisa merasa buruk.
Sebaliknya, jika kita seorang pimpinan, biasakan untuk memuji dan mengapresiasi rekan dan staf kita. Mereka cukup banyak mendapatkan hukuman dan konsekuensi atas tindakan buruk mereka. Potong gaji, Surat Peringatan, teguran, dan lainnya. Namun, berapa banyak apresiasi kalau mereka selalu tepat waktu? Berapa besar apresiasi dan pujian ketika mereka bekerja dengan rajin?
Sekali waktu, cobalah katakan hal ini atau hal semacamnya, “Hai … (sebutkan namanya), tanpamu, tempat ini akan sangat berbeda. Dengan kamu di sini, organisasi/komunitas ini sudah menjadi lebih baik. Terima kasih banyak atas usaha dan kerjamu!”