Visi Menjadi sekolah yang berintegritas dengan pendidikan berkualitas untuk mencetak generasi penerus bangsa berkarakter dan gemilang prestasi
Staf Admin : “Selamat siang, Pak. Ini ada telpon dari Pak Herry, orang dinas pendidikan.”
Kepala Sekolah : “Duh pasti bakal ribet tuh. Bilang saja saya lagi gak ada di sekolah, lagi ada keperluan di luar.”
Staf Admin : “Lho, tapi Pak. Katanya ini penting.”
Kepala Sekolah : “Udah gak apa-apa. Saya males urusan dengan orang dinas. Paling nanti ngerepotin sekolah kita aja.”
Coba baca visi tersebut kembali, dan lihat kembali percakapan antara staf admin dengan kepala sekolah di atas. Apa pendapat Anda?
Saya tidak mau membahas apakah itu visi yang baik dan benar atau tidak. Itu masalah lain. Namun, saya ingin sedikit menyoroti masalah visi, misi, dan nilai-nilai yang menjadi pegangan suatu sekolah, atau organisasi apapun. Betapa sering visi misi itu hanya menjadi pajangan cantik di dinding?
Cerita di atas hanyalah fiktif, tetapi bukan tidak mungkin benar-benar terjadi di tempat kita bekerja. Padahal, visinya, atau nilai yang dianut adalah masalah integritas. Berarti, kejujuran dan kesatuan kata dan tindakan. Namun, apa yang menjadi tindakan kepala sekolah tersebut berlawanan dari nilai tersebut. Lebih parah lagi kalau ternyata kepala sekolah tersebut seringkali menggembar-gemborkan dan mengingatkan para guru, staf, dan muridnya untuk selalu berlaku jujur dan berintegritas.
Walau mungkin nampak sederhana, dampaknya tidak. Setiap tindakan kita mempunya arti dan memberi pesan tertentu kepada orang di sekitar kita, sadar ataupun tidak. Apa yang dilakukan kepala sekolah tersebut bisa memberi pesan bahwa tidak apa-apa berbohong, toh visi misi ini hanya pajangan, kita tidak benar-benar menerapkannya.
Menerapkan nilai dan bertindak demi mewujudkan visi misi memang tidaklah mudah, karena dibutuhkan KONSISTENSI. Kita harus melakukannya setiap hari melalui setiap hal kecil dan besar yang kita lakukan.
Beranikah kita konsisten?