Maaf saya tidak mau membantu

Coba yuk perhatikan kasus berikut:

Seorang guru matematika memberikan tugas proyek kepada seluruh murid kelas 7 SMP yang diajarnya. Para murid diminta untuk membuat bangunan dari berbagai bentuk geometri bangun datar dan bangun ruang, seperti persegi, persegi panjang, lingkaran, segitiga, balok, prisma segitiga, dan lainnya. Suatu hari, salah satu kelompok murid bertanya kepada guru tersebut, dan terjadi lah percakapan berikut ini:

Kelompok murid               : “Bu, kami mau tanya tentang tugas proyek yang Ibu berikan. Bagaimana caranya membuat prisma segitiga ya?”

Guru                                      : “Itu kan sudah ada di buku. Ibu juga sudah praktikkan dan jelaskan waktu di kelas.”

Kelompok murid               : “Iya sih Bu, tapi kami masih bingung.”

Guru                                      : “Coba lihat di buku lagi saja ya. Di YouTube kan juga ada bisa kamu cari contoh-contohnya.”

Kelompok murid               : “Susah ah Bu kalau dari YouTube. Lebih enak kalau Ibu saja yang langsung menjelaskan.”

Guru                                      : “Coba kalian kerjakan sendiri ya. Ibu tidak akan membantu tugas proyek ini. Kalian coba lakukan sendiri dan cari tahu bagaimana mengatasi
kebingungan kalian itu.”

Kalau kita yang menjadi muridnya, apa yang kita pikirkan dan rasakan setelah mendengar perkataan terakhir guru tersebut? Kesal? Sedih? Kecewa? Tambah bingung?

Konteks percakapan semacam ini bisa diinterpretasikan melalui berbagai perspektif. Namun, saya ingin secara khusus fokus pada perkataan terakhir sang guru. Menurut Anda, apakah itu contoh guru yang baik? Apakah itu seharusnya yang dilakukan seorang guru? Membiarkan para muridnya berada dalam kebingungan? Ataukah seharusnya sang guru langsung memberitahukan kembali bagaimana caranya?

Tentunya, jawabannya sangat bergantung pada konteksnya ya, dan bisa ada banyak jawaban.

Sebagai guru, termasuk juga sebagai pemimpin, ada kalanya kita perlu berdiam dan tidak membantu mereka yang kita pimpin dalam mengerjakan tugas mereka. Ada kalanya lebih baik bagi kita membiarkan mereka mandiri dan mencoba mengerjakan apa yang mereka harus lakukan dengan kreativitas mereka sendiri dan mencoba menemukan jalan keluar dari kebingungan atau masalah yang mereka hadapi.

Apakah ini suatu hal yang buruk? Saya pikir tidak, dan sangat bergantung pada konteks yang ada. Kalau kita sudah memersiapkan dengan baik dan maksimal sejak awalnya, dan mengomunikasikan dengan baik, tentunya tidak masalah. Kecuali memang kita yang malas dan kita hanya ingin terhindar dari tugas untuk mendampingi karena itu hal merepotkan, tentunya itu bukan hal yang baik untuk dilakukan.

Saya pribadi sebagai guru juga seringkali melakukan hal serupa. Ada masa di mana saya akan memberikan bantuan langsung. Ada kalanya saya akan mendampingi dan memberikan coaching dan pertanyaan-pertanyaan panduan. Ada kalanya saya sepenuhnya membiarkan mereka, lalu kemudian melakukan evaluasi bersama. Manapun yang kita lakukan, semuanya harus berdasarkan tujuan dan dilakukan dengan matang.