Yang mana?

Mana yang lebih penting: pencapaian target omzet perusahaan atau kesejahteraan dan pengembangan hidup pegawai?

Mana yang lebih penting: pencapaian target nilai murid dan sekolah atau kesejahteraan dan pengembangan hidup murid?

Pada pertanyaan pertama, kita bisa menjawab bahwa omzet perusahaan penting karena itu terkait dengan penghasilan kita, tetapi berbeda bagi pertanyaan kedua, yaitu kita memilih kesejahteraan dan pengembangan hidup murid. Atau bisa saja kita menjawab secara konsisten bagi kedua pertanyaan tersebut.

Sebagian dari kita tidak setuju bahwa nilai menjadi patokan utama pembelajaran di sekolah. Terlebih di zaman ini, di mana karakter dan keterampilan (skill) menjadi semakin penting dan bahkan lebih penting dari nilai, dan sulit untuk diukur dengan nilai angka. Kita merasa bahwa ketika seseorang memiliki karakter dan skill yang baik, tidak akan sulit untuk masuk ke universitas dan saat bekerja nantinya. Ditambah lagi, kesejahteraan hidup seseorang sangat penting, terlebih di masa kini di mana kesehatan mental sangat penting karena tekanan yang berlebih.

Sebaliknya, sebagian dari kita juga masih setuju bahwa nilai adalah patokan yang penting. Kita merasa bahwa nilai angka menjadi patokan kecerdasan dan usaha seseorang. Terlebih lagi, ketika nilai kita bagus, akan lebih mudah bagi kita untuk masuk ke sekolah/institusi pendidikan bagus di jenjang berikutnya. Misalnya, kalau nilai kita bagus, lebih mudah bagi kita untuk masuk ke jalur tanpa tes di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tertentu.

Keduanya bagus bukan? Lalu, mana yang kita pilih? Apa yang harus kita lakukan?

Jika kita lanjutkan diskusi ini, akan semakin spesifik dan fokus dari tulisan ini kabur. Belum lagi indikator karakter dan skill yang baik juga bisa jadi ambigu. Mungkin kita mempunyai definisi dan indikator berbeda tentang kedua hal ini (biarlah kita bahas lain kali).

Saya pribadi percaya keduanya bisa digabungkan. Tidak berarti nilai harus selalu bagus, 80, 90, 100, 80, 90, 100, dst. Tidak apa-apa mendapat nilai 60 atau 70 sebagai rata-rata di rapor, asal kita tetap naik kelas, dan kita benar-benar belajar hal penting. Daripada kita mendapat nilai 100 tetapi sebetulnya sudah lupa atau bahkan tidak tahu apa yang kita pelajari.

Selain itu, saya sendiri percaya bahwa nilai angka (walau tidak sempurna) harusnya menjadi representasi kemampuan dan potensi diri seseorang, bukan hanya hasil tes. Pendidikan (yang dilakukan keluarga, orang tua, dan institusi) harusnya holistik, menyeluruh menyentuh berbagai aspek kemampuan seseorang termasuk kesejahteraannya.

Nilai angka bukanlah yang utama. Kesejahteraan seseorang sangatlah penting. Kesejahteraan di sini berarti pendidikan karakternya, nilai-nilai kehidupan, visi hidup, soft-skill dan hard-skill, kemampuan sosialisasi, kemampuan belajar, keterampilan subjek tertentu, dan lainnya. Saya percaya ketika seseorang memiliki karakter yang tepat dan melalui pendidikan yang tepat, nilai angka adalah representasinya, sekali lagi, walau tidak sempurna. Ketika seseorang mempunyai karakter yang baik, ia tahu prioritas dan belajar mengelola dirinya dengan baik.

Ini pilihan saya, yang saya rasa juga berlaku di perusahaan atau tempat kerja kita. Bagi Anda, yang mana?