Buktikan!

Di dunia yang kompetitif, kita cenderung mempunyai keinginan untuk membuktikan diri kita, atau kita menantang orang lain untuk membuktikan siapa diri mereka. Dengan menunjukkan kemampuan kita, kita berusaha menunjukkan kepada dunia (orang di sekitar kita) bahwa kita mampu, bahwa kita hebat, dan patut dipandang.

Di masa kini, ini menjadi hal yang sangat wajar, terlebih di dunia digital dan persaingan ketat ini, sangat wajar dan justru kita didorong untuk melakukannya. Post saja di media sosial kita apa yang kita mampu lakukan: menyanyi (cover lagu tertentu), speech, keterampilan tertentu (seperti menjahit, sains, dll), endorse produk tertentu, fashion, dan lainnya.

Saya sangat menyukai ide dan argumen yang dinyatakan oleh Simon Sinek, seorang penulis dan ahli kepemimpinan. Ia mengatakan, “Don’t show up to prove. Show up to improve,” dan pada kesempatan lain juga ia mengatakan, “Show up to give.” Ketika kita mempunyai kesempatan untuk berkarya dan menunjukkan siapa diri kita, hadirlah bukan untuk semata membuktikan diri kita, betapapun tertantangnya kita. Sebaliknya, hadirlah untuk terus mengembangkan diri kita dan mengembangkan orang lain. Hadirlah untuk memberi diri dan berbagi hidup dan pengetahuan kepada sesama kita. Hadirlah untuk memberi manfaat, bukan untuk mendapatkan manfaat.

Maksud dan motivasi kita akan memengaruhi bagaimana kita bersikap dan berperilaku. Hati kita pelita tubuh kita, dari sanalah terpancar kehidupan yang kita tampilkan. Ketika kita lebih termotivasi untuk menunjukkan diri kita dan ada kesombongan di sana, orang akan dapat merasakannya dan cepat atau lambat, mereka akan meninggalkan kita. Sebaliknya, ketika tujuan kita adalah untuk memberi diri dan berbagi, orang akan lebih mudah tertarik pada kita dan bahkan menolong kita.

Sudah cukup terlalu banyak orang yang mau menyombongkan diri dan menunjukkan kehebatannya. Orang yang hebat adalah orang yang rendah hati, dan mau memberi dirinya untuk orang lain dan kepentingan yang lebih besar.

Maukah Anda menjadi pribadi yang rendah hati dan bermanfaat?

2 thoughts on “Buktikan!

  1. Tulisan yang sangat luar biasa, Pak.
    Sangat setuju sekali. Pada jaman sosial media seperti pada saat ini, orang-orang dan saya juga terpacu untuk menunjukkan diri, terutama apa yang saya miliki. Rasa bangga dan bahagia diukur dengan menggunakan jumlah like dan comment di sosial media. Sangat menyedihkan situasi seperti ini.

    Konsep mengenai, show up to improve, sungguh sangat luar briliant! Pemikiran seperti ini akan membuat postingan apapun yang kita tampilkan di sosial media bukan hanya untuk kepentingan show up tanpa arti, tapi bagaimana show up ini bisa membuat diri sendiri berkembang, belajar dan juga orang lain yang kebetulan melihat dan kontak dengan postingan kita.

    Sebuah bahan renungan yang sangat menarik.

    Terima kasih, Pak.

    Liked by 1 person

    1. Hai Bu.

      Terima kasih banyak sudah membaca dan ternyata setuju dengan idenya.
      Betul sekali di masa saat ini pengaruh penggunaan social media jadi tantangan memang.
      Kita semua pasti ada masa-masa seperti yang Ibu sebutkan, lihat jumlah comment atau likes atau views atau hits atau subscribes.
      Orientasinya sangat egosentris jadinya, padahal kita dipanggil untuk jadi berkat dan bermanfaat bagi sesama.
      Semoga kita terus berjuang bertumbuh dan menginspirasi sesama

      Selamat hari Minggu

      Liked by 1 person

Leave a comment