Tanggal 29 Juni, tepat Sabtu kemarin ini, saya baru saja melangsungkan pernikahan dengan istri saya. Bagi saya, dan saya yakin bagi banyak orang juga, pernikahan menjadi langkah perjalanan baru dalam hidup. Seolah, kita memasuki dunia dan perjalanan yang berbeda.
Masa pacaran tentu masa yang indah walau diselingi berantem karena adu argumen, pendapat, dan prinsip. Namun di sini, ketika saya refleksikan, saya belajar arti hidup memanusiakan manusia. Melalui relasi pacaran, dan juga setiap relasi antarmanusia, kita belajar untuk memanusiakan diri kita sendiri maupun mereka yang berelasi dengan kita. Kita bisa semakin bertumbuh, dan di saat bersamaan sesama kita juga bisa bertumbuh.
Dalam Alkitab (berhubung saya seorang Kristen), ada satu ayat yang mengingatkan saya akan hal ini. “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Amsal 27:17). Inilah kunci utama kepemimpinan bukan?
Pernikahan menjadi perjalanan baru bagi saya, karena saya akan memasuki dunia relasi yang baru. Hidup bersama istri 24/7 (24 jam sehari selama 1 minggu), beradaptasi dengan konteks yang baru. Belum lagi kalau mempunyai anak, bersama dengan segala tantangan yang ada. Namun, di sisi lain, rasanya ini juga akan perjalanan lama.
Mengapa perjalanan lama?
Mungkin saya sok tahu ya, karena saya belum menjalaninya. Namun, saya merasa bahwa ini seperti lingkaran kehidupan yang sebetulnya saya pernah lalui, namun dalam level yang lebih tinggi. Seperti main game saja. Di level tinggi ada hal-hal yang mirip dengan hal-hal yang ada di level rendah, tetapi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda.
Kuncinya, saya kira, mungkin sudah dipelajari di masa kami berpacaran, namun saya akan menghadapi tingkat kesulitan berikutnya, pergumulan berikutnya, tantangan berikutnya.
Demikian juga dalam hidup pekerjaan dan lainnya, begitu juga dengan menjadi pemimpin. Kalau kita cukup peka dan belajar dengan baik, saya pikir kita sudah bisa mendapatkan banyak kunci utamanya. Ketika kita menghadapi masalah-masalah yang ada, tentunya kita bisa terus belajar hal-hal baru. Namun, ada hal-hal yang tidak berubah dan kita harus terus berpegang padanya.
Apapun itu, perjalanan baru selalu menarik karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Bisa jadi kita jatuh dan gagal, tetapi kemudian bangkit dan belajar darinya. Semakin hari semakin bertumbuh dan kemudian kita bisa menghadapi dan menjalaninya dengan lebih baik. Kita bisa menjadi pribadi dan pemimpin yang lebih baik lagi, dengan memaknai setiap perjalanan dan langkah kita dan terus mau belajar dalam kerendahan hati.