Apa yang teringat ketika membaca judul artikel ini? Lampu ajaib, mungkin Aladdin ya? Atau permintaannya? Genie?
Saya pikir kita, orang dewasa, akan lebih mudah teringat pada kisah Genie yang dapat mewujudkan segala permintaan dengan cepat. Terlebih di masa kini, ketika segala sesuatu bisa diwujudkan dengan instan.
Pesan makanan dengan ojek online, beli pulsa online, belanja online, bahkan cari pacar online. Hanya dengan ketak-ketik sebentar, kita bisa mendapatkan apa yang kita mau.
Sialnya, tidak demikian dengan hal-hal bermakna dalam hidup. Hal-hal paling bermakna dalam hidup tidak terjadi secara instan. Tidak semua yang instan pun baik. Banyak hal baik dan bermakna membutuhkan waktu. Misalnya, relasi suami istri yang intim dan membangun. Apa mungkin suami dan istri bisa saling mendukung dengan baik kalau tidak melalui relasi pacaran yang baik? Bahkan ketika sudah menikah pun mereka terus mengusahakannya bukan? Apa mungkin bayi yang sehat lahir dalam 1 hari? 3 bulan? 7 bulan? Bahkan lahir 8 bulan pun dikatakan prematur. Ada waktu yang tepat untuk hal-hal indah di hidup ini.
Begitu juga relasi di kantor atau tempat kerja kita. Begitu juga kepemimpinan. Menjadi pemimpin tidaklah instan. Ikut pelatihan atau seminar A, dan kita jadi pemimpin! Sayang sekali tidak demikian. Secara posisi atau jabatan struktural? Mungkin saja. Namun, tidak secara esensi dan makna sesungguhnya.
Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita sangat membutuhkan kerja keras dan kerja cerdas. Dibtuuhkan konsistensi belajar setiap saat. Jatuh. Bangun. Gagal. Usaha lagi. Ditolak. Mencoba lagi. Mengecewakan orang lain. Minta maaf dan belajar lagi.
Tidak ada lampu ajaib di dunia nyata, sayangnya. Kita tidak bisa mendapatkan semua hal-hal bermakna tersebut dengan instan seperti apa yang mungkin kita harapkan. Mungkin itulah yang membuat hidup ini terasa semakin berat masa kini, karena semakin berlawanan dari ekspektasi dan keinginan kita yang instan.
Pertanyaannya, maukah kita belajar bersabar dan menjalani prosesnya dan memaknainya?
Selamat berproses.