Tahun lalu, istri saya dan kembarannya, bersama dengan keluarganya membangun sebuah PAUD dan daycare, Little Seed Preschool and Daycare, di daerah Bintaro. Ini adalah mimpinya sejak sekitar 2-3 tahun sebelumnya.
Saat ini, ia sedang menjalani mimpinya, dan mengerjakan apa yang harus ia kerjakan untuk membentuk komunitas pendidikan yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bagi orang tua, pendidik, anak, dan masyarakat secara umum. Ia menikmati perjalanan ini dari awal pembuatannya hingga saat ini sudah beroperasi sekitar 1 tahun.
Namun, walaupun ia menjalani mimpinya membangun sekolahnya sendiri, bukan berarti perjalanannya tanpa hujan dan batu. Apa maksudnya? Perjalanannya tidaklah mudah. Masalah orang tua, murid yang sulit diajarkan, pergumulan sisi finansial dan bisnis, masalah rekrutmen guru, marketing, program ke depannya, dan banyak hal lainnya.
Menggapai mimpi dan kesuksesan (menurut definisi masing-masing) memang sulit. Ada banyak tantangan dan halangan yang menanti. Seperti apa yang istri saya alami, ada momen di mana ia menceritakan pergumulan dan kekesalannya juga. Hari-harinya tidaklah selalu senang. Ada hal-hal yang juga menjengkelkan dan membuat lelah.
Kalau menggapai mimpi dan kesuksesan begitu mudah, semua orang sudah melakukannya. Ini yang kita perlu ajarkan kepada anak-anak kita. Mungkin karena mereka melihat “kesuksesan” kita saat ini, mereka tidak merasa perlu berjuang keras atau hati untuk berjuang itu tidak cukup terlatih. Mereka ingin kesuksesannya, tapi tidak perjuangannya.
Sayangnya, itu tidak mungkin. Great things take time. Ada usaha yang cukup yang perlu kita berikan.
Saat ini pertanyaannya bagi kita, kalau menggapai kesuksesan (dalam ukuran dan bidang kita masing-masing) tidak mudah dan penuh jalan berbatu dan berliku, masih maukah kita menggapainya? Maukah kita menerima konsekuensi perjuangannya?