Berkaca

Salah satu keterampilan penting di masa kini dan masa mendatang adalah kemampuan melihat diri kita sendiri, atau yang biasa disebut refleksi, atau evaluasi. Dalam pendidikan, ini termasuk dalam 21st century skills, atau keterampilan abad 21, yaitu keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill).

Image result for 21st century skills

Keterampilan berpikir kritis, dan refleksi menjadi bagian penting untuk kita ajarkan kepada anak dan generasi mendatang. Mengapa? Karena dengan kemampuan ini kita bisa belajar untuk melihat ke dalam diri kita sendiri dan menilik kekuatan dan kelemahan kita, dan memanfaatkannya dengan baik. Di dalamnya, kita juga mempunyai keterampilan untuk menganalisa sesuatu secara detil. Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis dan reflektif yang mumpuni akan secara detil mencermati situasi.

Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis tidak mudah menerima sesuatu apa adanya, dan cenderung berusaha melihat sesuatu dalam perspektif yang berbeda. Misalnya, setiap hari ia ingin terus memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuannya dalam suatu aspek, dan selalu mengambil waktu untuk merefleksikan apa yang telah ia jalani dan alami dan apa yang bisa ia tingkatkan di kemudian hari. Ia akan berulang kali melihat ulang pekerjaannya untuk memastikan ada dalam taraf kualitas yang cukup baik.

Image result for be critical

Melatih diri dan orang untuk berpikir kritis tidaklah mudah, dan tentunya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Di mana sekolah dan pendidikan formal lainnya di Indonesia masih cenderung berkutat pada pencapaian akademis semata, tidak mudah untuk mengubahnya secara pribadi. Namun, tidak akan berubah jika kita tidak memulainya.

Apa yang bisa kita lakukan? Contohnya, dalam pelajaran matematika, anak dapat diminta untuk mengerjakan suatu soal cerita dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, dan sebagai guru kita bisa mempertanyakan beberapa pertanyaan berikut:

  • “Kamu yakin?”
  • “Dari mana kamu bisa mendapatkan hasil itu?”
  • “Bukannya seharusnya tidak begitu?”
  • “Apa teori yang mendasarinya?”

Tentunya, melatih berpikir kritis dan reflektif tidak hanya bisa dilakukan di pelajaran matematika atau di sekolah. Dalam menulis, berdiskusi, dan aktivitas lainnya, kita selalu dapat melatihnya dengan memberikan pertanyaan yang tepat kepada mereka maupun kepada diri kita sendiri. Kuncinya, kita tetap mempertanyakan dan tidak menerima begitu saja.

Di malam ini, mari kita merefleksikan dan mengkritisi perjalanan kehidupan kita hari ini. Apa saja yang telah kita lakukan hari ini? Apa yang bisa kita lakukan lebih baik? Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan? Apakah kita sudah cukup menjadi penolong dan inspirasi bagi sesama hari ini?