Tidak perlu

“Ada waktunya berbicara, ada waktunya berdiam dan mendengarkan. Ada waktunya menolong, ada waktunya tidak menolong. Ada waktunya bekerja, ada waktunya beristirahat.”

Setujukah kita?

Sebagai seorang introvert, mudah bagi saya untuk berdiam dan tidak berkata-kata, dibanding harus merespon segala sesuatu. Mudah bagi saya untuk tidak memedulikan hal yang ada di depan saya yang sedang menjadi bahasan, jika itu tidak menarik sama sekali bagi saya.

Sebagai seorang introvert, saya selalu merasa bahwa tidak harus saya merespon setiap kondisi dan situasi, tidak harus saya proaktif menghadapi berbagai kondisi. Namun, dunia seringkali mengatakan lain. Katanya, orang proaktif lebih baik, yang inisiatif lebih baik, yang aktif menolong dan berbicara lebih baik, dan seterusnya.

Image result for practice being the last to speak

Dalam perjalanan kehidupan saya, saya justru semakin menyadari pentingnya bijaksana dalam berkata dan bertindak. Ada saatnya silence is golden, tetapi ada saatnya juga tidak dan saya harus bertindak dan berkata-kata. Ada saatnya saya perlu mengkoreksi tindakan anak murid, ada kalanya juga lebih baik untuk membiarkannya belajar dari pengalaman kegagalan atau kejatuhan.

Tidak selalu berbicara itu baik, walaupun dengan kata-kata positif. Ada kalanya kita perlu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Hal ini membutuhkan latihan, dan tidak mudah, khususnya bagi mereka yang menikmati menjadi proaktif dan aktif berbicara/berpendapat.

Practice being the last to speak, or even keep it to yourself. Mari berlatih, mari menjadi lebih bijaksana.