Beberapa hari terakhir ini, saya mengalami kesulitan dalam menulis artikel di blog saya ini. Karena itu, saya mohon maaf karena tidak bisa mem-post tulisan di setiap harinya, seperti komitmen saya pada bulan April lalu. Nyatanya, tidak mudah untuk menulis setiap hari karena terkadang ide atau inspirasi tidak datang di setiap waktu. Atau, kalaupun ada idenya, terkadang sulit meluang waktu untuk menulisnya karena ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Hal ini menunjukkan bahwa konsistensi tidaklah mudah. Berkarya dengan konsisten lebih menyulitkan daripada membuat suatu karya dengan intensitas yang tinggi tetapi tidak rutin. Dibutuhkan komitmen dan kerja keras setiap waktunya secara rutin untuk dapat mempertahankan konsistensi kinerja kita.
Sialnya, konsistensi bisa berbuah buruk bagi kita, yaitu di mana orang lain tidak menganggapnya sebagai hal penting lagi, karena sudah terlalu rutin. Misalnya, jika rutin berbuat baik, seolah itu memang sesuatu hal yang wajar saja terjadi. Jika anak murid selalu gagal dalam tes matematika, sebagian guru akan mudah melabelnya sebagai anak bodoh atau gagal (dan sulit mengubah persepsinya kecuali ada perubahan pada diri guru atau pada sang murid).
Namun, konsistensi tidak pernah bohong. Proses tidak pernah mengkhianati hasil, kata orang bijak. Ketika kita berusaha selalu konsisten berkarya dengan berkualitas, suatu hari hasil baik itu akan datang. Sulit? Tentu. Mungkin? Tentu. Asalkan, kita tidak menyerah.