Pilihan ganda

Beberapa waktu yang lalu, istri saya meminta saya untuk membeli telur di supermarket. Suatu hal yang menakutkan bagi saya, akhirnya menjadi kenyataan juga! Mengapa menakutkan? Ketika saya sampai di rak bagian telur, ada begituuu banyak jenis dan merk telur yang ditawarkan. Masalahnya, saya tidak tahu mana yang harus saya beli!

Ketika kita diperhadapkan pada begitu banyak pilihan dalam hidup, ada kalanya kita merasa bingung memilih dan mengambil keputusan. Ketika kita ada di food court (pujasera), ada begitu banyak pilihan restoran yang ada di sana dan seringkali justru membuat orang semakin bingung. Berbagai pilihan merk pasta gigi, mobil, dan berbagai hal lainnya, seringkali bukannya mempermudah kita, malah membuat kita semakin bingung. Bagi saya, saya lebih menyukai sedikit pilihan (2-4 pilihan), karena lebih mudah bagi saya untuk memilihnya.

Related image

Masalahnya, mengapa kita menjadi bingung? Karena kita tidak mempunyai pilihan pada awalnya. Mengapa demikian? Karena kita sejak awal tidak mempunyai pendirian yang kuat, sehingga ketika pilihan itu diperhadapkan pada kita, kita “goyah” dan kebingungan dalam memilih.

Apa yang saya maksud dengan pendirian itu adalah cara pandang kita dan nilai yang kita anut, seperti juga prinsip dan visi hidup. Ketika kita mempunyai dan menganut nilai tertentu, akan lebih muda bagi kita untuk mengambil keputusan. Ketika kita mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap apa yang kita pilih, akan juga lebih mudah bagi kita untuk memilih. Ketika sang pemberi pilhan juga memberikan pilihan berdasarkan visi dan nilai yang mengidentifikasi mereka, akan lebih mudah bagi kita yang memilih untuk membedakannya.

Sayangnya, para pemberi pilihan (pemilik bisnis, penjual makanan, dll) seringkali tidak mempunyai kejelasan visi dan nilai, dan tidak terwujudkan dalam produk dan jasa yang mereka tawarkan. Begitu pun dengan kita yang acapkali tidak mempunyai pendirian tersebut.

Namun, apalah daya kita berharap para pemberi tawaran dan pemilik bisnis tersebut untuk berubah, karena kontrol apa yang kita punya? Kita hanya bisa mengontrol dan mengubah diri kita sendiri, sambil berusaha menginspirasi mereka.

Karena itu, mari kita mengidentifikasi visi hidup dan nilai yang kita anut. Kalau kita menganut prinsip hidup sehat, lebih mudah bagi kita dalam membeli makanan, misalnya, karena pasti kita akan membeli dan mengonsumsi makanan sehat yang ditawarkan. Kalau kita diajak untuk beraktivitas yang tidak sehat, kita akan menolaknya. Kalau kita berprinsip bahwa pendidikan karakter anak menjadi hal yang sangat penting, kita akan memfokuskan pendidikan lebih kepada pendidikan karakter daripada akademik, dan mencari sekolah yang sejalan dengan itu.

Intinya, sebelum kita membuat keputusan dan memilih, kita harus memastikan bahwa kita mempunyai pendirian yang kuat yang terepresentasikan dalam tujuan, prinsip dan nilai hidup kita. Apa yang kita lakukan menjadi corong bagi kita untuk menyatakan nilai dan visi hidup tersebut. Hal ini merupakan apa yang dinyatakan Simon Sinek, dalam bukunya, Start with WHY, memiliki kejelasan tentang WHY (mengapa kita melakukan yang kita lakukan, alasan dan tujuan hidup), didukung dengan disiplin dari HOW (cara kita menjalani hidup, yang membedakan diri kita dari orang lain), dan konsistensi dalam menjalankan WHAT (apa yang kita lakukan), menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan jika kita ingin memiliki hidup yang berdampak dan bermakna.

Start with WHY. Apa yang menjadi prinsip dan nilai hidup kita? Mengapa kita menjalani yang kita jalani? Temukanlah, dan dengan demikian, hidup akan bisa dijalani lebih mudah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s