18 Maret 2018, saya menulis artikel Start with WHY sebagai refleksi dan ringkasan dari apa yang saya baca dari buku yang ditulis Simon Sinek tersebut. Sejak itu, saya selalu mengikuti presentasi/seminar (talks) yang dibawakan oleh Simon Sinek, termasuk juga membaca buku-buku yang ditulisnya kemudian, seperti Leaders Eat Last dan Together is Better. Saya merasa sangat terinspirasi dan belajar banyak dari setiap diskusi dan tulisannya. Sangat manusiawi dan sangat sejalan dengan apa yang saya impikan dan prinsip yang saya pegang dalam hidup maupun bekerja.
Alasan saya menulis artikel ini adalah karena setelah sekitar 1.5 tahun setelah refleksi tersebut saya tulis, artikel tersebut merupakan tulisan saya yang paling banyak dilihat atau dibaca oleh pengunjung blog saya ini. Rata-rata setiap harinya ada sekitar 10 pembaca. Kadang kalau banyak, bisa sampai 20 atau 30 pembaca.
Menarik bagi saya, karena pada dasarnya saya hanya ingin berbagi pada waktu itu karena menurut saya buku tersebut sangat menginspirasi. Ternyata, saya rasa itu tidak hanya berlaku bagi saya. Namun, bagi banyak orang juga. Apa yang Simon Sinek kerjakan dan tulis menjadi pergerakan yang berarti bagi dunia.
Ia memimpikan bahwa tercipta dunia di mana sebagian besar orang di dunia ini bangun pagi setiap harinya merasa terinspirasi untuk bekerja, merasa aman (safe) di tempat kerjanya, dan pulang dengan perasaan puas (fulfilled) pada akhirnya. Saya rasa, itu juga mimpi begitu banyak orang di dunia ini. Begitu juga mimpi saya, dalam khususnya konteks pendidikan. Saya pun memimpikan hal yang sama bagi setiap murid saya. Saya ingin sekali setiap murid di sekolah bisa menikmati dan merasa aman berada di sekolah, dan karena itu bisa belajar dan memberi yang terbaik di sekolah untuk menjadi bekal bagi masa depan mereka.
Semenjak saya membaca buku-buku dan mendengarkan (atau menonton) video talks dari Simon Sinek, saya berusaha sekali untuk menerapkannya dan mengingatnya (karena saya seringkali mengulang videonya, lama-lama jadi ingat sendiri). Beberapa hal berikut coba saya lakukan:
- Kelas di mana saya menjadi walinya – saya menguahakan mefasilitasi untuk membuat para murid merasa aman dan diperhatikan di kelas saya. Caranya, salah satunya dengan merayakan ulang tahun anak-anak secara bersama-sama melalui hal kecil. Kartu, hadiah coklat, dan doa bersama.
- Kelas yang saya ajar – saya berusaha memfasilitasi anak-anak belajar dan merasakan makna dan tujuan belajar matematika, seperti belajar berpikir kritis, menganalisa, dan mengaplikasikannya dalam konteks dunia nyata.
- Ketika ada anak yang nilainya buruk/turun – bukan mempertanyakan apa yang sudah ia lakukan dalam belajar saja, tetapi menanyakan apa kesulitannya atua hal lain (bisa bsia jadi ia punya masalah keluarga), dan bagaimana saya bisa membantunya.
Dampaknya, entahlah. Namun, sejauh yang saya tahu, saya dan murid saya mempunyai respek satu sama lain dan kami bisa saling mendengarkan keluh kesah. Bukan hanya relasi guru-murid secara akademis yang tercipta, tetapi juga relasi mentor-mentee. Terlebih lagi, hidup anak-anak remaja masa kini di kota besar tergolong sulit karena banyaknya tekanan dari berbagai sisi. Dengan apa yang saya coba lakukan, mereka lebih merasa aman dan bisa membuka diri terhadap saya. Secara tidak langsung, mereka lebih menyukai pelajaran saya, atau paling tidak gurunya walau pelajarannya menyebalkan (maaf, matematika soalnya).
Seperti yang dikatakan Simon Sinek, setiap kita bisa menjadi pemimpin yang kita idamkan, the leader we wish we had. Saya sangat setuju dan suka terhadap ide tersebut. Kita tidak bisa mengontrol semua hal, karena mungkin kapasitas dan otoritas kita terbatas. Kita bisa melakukan apa yang bisa kita lakukan dalam lingkaran pengaruh kita. Ini pula yang saya lakukan di sekolah saya saat ini. Saya tidak bisa sepenuhnya memengaruhi kepala sekolah saya, tetapi saya bisa menjadi pemimpin bagi rekan kerja dan murid-murid saya.
Ini perjalanan saya terhadap apa yang saya pelajari, dan itu juga baru sedikit yang saya sampaikan. Bagaimana dengan kita semua? Apa yang kita pelajari di masa lalu, dan hingga saat ini masih terus teringat dan sudah kita usahakan untuk lakukan?
Selamat terus berjalan dalam ziarah kehidupan dan memberi pengaruh positif bagi orang di sekitar kita.