The joy of learning (nikmatnya belajar)

Banyak orang, khususnya anak murid di sekolah mengeluh ketika diminta belajar. Sadar maupun tidak, hal ini terbawa oleh banyak orang hingga dewasa. Sekarang, kalau ditanya, “apakah kita termasuk orang yang suka belajar?”, apa jawab kita? Atau, kalau kita malu merefleksikan pertanyaan tersebut, saya berikan pertanyaan berikutnya, “Berapa banyak dari teman atau orang yang kita kenal yang senang belajar?”

Image result for the joy of learning quote

Belajar tidak berarti harus kuliah lagi. Belajar tidak berarti harus mengambil kursus atau pendidikan khusus tertentu. Belajar bisa dilakukan secara mandiri, dengan membaca buku atau artikel, menonton video, mendengarkan podcast, berdiskusi dan berbagi dengan orang lain, memikirkan topik atau hal tertentu secara mendalam, dan berbagai cara lainnya.

Berapa banyak di antara kita, yang setelah memasuki jenjang karier atau bekerja, masih belajar? Belajar bukan karena terpaksa sehingga akhirnya mengambil kuliah atau kursus tertentu, tetapi karena inisiatif dan kemauan diri sendiri, karena memang menikmatinya?

Belakangan, saya merenungkan hal ini. Beberapa hari belakangan, saya sedang berbagi melalui Instagram Story akun pribadi saya hal-hal yang saya dapatkan dari kursus online yang saya ikuti tentang matematika. Pada salah satu hari, salah satu murid saya mengomentarinya, dan terjadilah diskusi. Pada diskusi kami, murid saya jadi mengetahui bahwa saya mengikuti kursus online ini. Ia mengatakan bahwa baru kali itu ia mengetahui seorang guru ikut kursus dalam rangka “untuk belajar”.

Mengapa saya berikan tanda kutip? Murid saya tidak menulisnya dengan tanda kutip, tetapi itu hal yang mau saya tekankan. Banyak dari kita mungkin bersekolah, berkuliah, belajar tertentu karena terpaksa. Bukan karena kita mau. Bukan karena kita rindu belajar. Bukan karena kita benar-benar merasakan manfaat dari belajar.

Bagi saya pribadi, yang juga saya sampaikan pada murid saya itu, belajar harusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Kalau kita tidak menikmati belajar di masa sekolah atau kuliah, oke lah. Karena suka tidak suka, guru dan dosen (dan juga orang tua) berperan signifikan dalam menentukan bagaimana pandangan kita terhadap belajar. Kalau mereka tidak mendidik dan mengajar dengan baik, sangat mungkin kita kecewa dan tidak menikmati belajar. Demikian juga sebaliknya, jika mereka mendidik dan mengajar dengan baik, sangat mungkin kita menikmati belajar.

Image result for the joy of learning quote

Namun, tetap bagi saya itu bukan alasan. Menikmati belajar harusnya menjadi hak dan tanggung jawab setiap orang, setiap anak murid, setiap orang dewasa, setiap kita. Belajar membawa kita pada dimensi yang baru, membawa kita melihat lebih banyak hal, yang di sisi lain juga membawa kita melihat diri kita sebenarnya begitu rendah dan kecil. Dunia ini begitu luas dan besar untuk kita pahami. Betapapun ahlinya saya di bidang matematika, pasti akan ada hal yang tidak saya ketahui atau pahami. Hal ini membuat saya pribadi menjadi rendah hati, sehingga benarlah kata peribahasa, “Seperti padi, kian berisi kian merunduk.”

Dalam hal lain, belajar pun juga seharusnya menyenangkan karena semakin banyak kita mengetahui dan memahami hal tertentu, semakin besar kemungkinan kita untuk menolong orang lain. Apalah artinya jika kita begitu cerdas dan hebat tetapi tidak berguna? Saya selalu teringat perkataan mereka yang beragama Islam, karena seringkali diajarkan orang tuanya, “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memberi manfaat bagi orang lain.” Saya setuju sekali dengan perkataan tersebut.

Belajar bisa dimulai dari kita sendiri. Mungkin saat ini kita malas, tetapi harus dimulai. Langkah pertama selalu menyulitkan. Diet hari pertama, olahraga hari pertama, pendekatan pertama pada gebetan, hari pertama bekerja. Namun, lihatlah ketika kita sudah terbiasa melakukannya, lambat laun kita akan merasakan hal positif dan semakin menikmatinya.

Image result for the joy of learning

Seperti yang menjadi tren di masa kini, lakukan #21dayschallenge. Apa tuh? Lakukan sesuatu hal selama 21 hari berturut-turut. Konon, menurut penelitian, atau kepercayaan, setelahnya akan menjadi kebiasaan.

Mari belajar menikmati belajar, demi diri kita, demi sesama, demi dunia yang lebih baik.

Selamat menikmati belajar!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s