Deeply simple think about things

Are you confused when you read the title of this article? What comes to your mind at first?

That’s the point of this article, to tickle you to think. 😊

Recalling the first time we had a lockdown situation in Jakarta, it has been about 2.5 months that I have been staying at home to do most of the work I usually did. How about you? What have you been doing during this period of time?

Continue reading “Deeply simple think about things”

Mendalam sederhana berpikir tentang hal

Apakah Anda bingung membaca judul tulisan ini? Apa yang pertama kali muncul di pikiran Anda?

Inilah inti dari tulisan ini, untuk menggelitik Anda untuk berpikir. 😊

Mengingat kembali kali pertama kita merasakan situasi lockdown atau PSBB, saat ini sudah memasuki sekitar 2,5 bulan di mana kita (atau paling tidak saya) berdiam di rumah melakukan sebagian besar pekerjaan yang biasanya saya lakukan. Bagaimana dengan Anda? Apa yang selama ini Anda lakukan di periode waktu ini?

Continue reading “Mendalam sederhana berpikir tentang hal”

Jangan membantu anak atau murid kita

“Bu! Saya enggak ngerti cara mengerjakan ini. Tolong bantu saya.”

Jika Anda adalah seorang guru matematika, saya yakin Anda pernah mendengar perkataan semacam ini di kelas Anda. Bahkan, secara naluriah kita mengetahui bahwa di kelas matematika manapun, itu merupakan perkataan yang sering terdengar. Murid meminta tolong dari guru matematika, memohon sang guru untuk secara langsung memberikan arahan baginya untuk menyelesaikan soal yang diberikan karena mereka merasa kesulitan.

Continue reading “Jangan membantu anak atau murid kita”

Don’t help our students (or kids)

“Miss! I don’t understand how to do this. Please help me working on this problem.”

If you are a math teacher, I bet that you’ve ever heard such a statement in your class. Even more, we know like inherently, in any math class, it’s a common statement to hear. Students ask for help from their math teacher, requesting the teacher to directly guide them finishing the problems they are assigned to because they feel that it is very hard to solve the problem.

Continue reading “Don’t help our students (or kids)”

Where are you going?

One day, Ali, a 9-year old boy was enjoying his fun time with his parents in a mall. They needed to buy notebooks and stationeries for school purposes. However, while they were walking to the bookstore, Ali suddenly walked away to see a toystore. As soon as Ali got distracted, his parents quickly said, “Ali! Where are you going?”

Continue reading “Where are you going?”

Kamu mau ke mana?

Suatu kali, Ali, seorang anak berusia 9 tahun sedang berjalan-jalan di mal bersama kedua orang tuanya. Mereka perlu membeli buku sekolah di toko buku. Namun, dalam perjalanan mereka melangkah ke toko buku, Ali tiba-tiba melengos dan melihat toko mainan. Sesaat ketika Ali berjalan melenceng, kedua orang tuanya reflek mengatakan, “Ali! Kamu mau ke mana!?”

Continue reading “Kamu mau ke mana?”

Menyulitkan yang sederhana, Menyederhanakan yang sulit

Di dalam hidup ini, selalu ada hal-hal yang nampak sulit dipahami dan ada hal-hal yang sederhana sehingga cukup atau sangat mudah dipahami. Untuk yang pertama, membutuhkan waktu relatif cukup lama untuk berpikir dan akhirnya memahami esensi atau makna dari hal sulit yang kita pikirkan tersebut.  Untuk yang kedua, relatif tidak dibutuhkan waktu terlampau lama untuk dapat memahami hal sederhana.

Continue reading “Menyulitkan yang sederhana, Menyederhanakan yang sulit”