Mengungkap Misteri Matematika – YouTube Live KGB

Matematika selalu jadi pelajaran yang menarik untuk didiskusikan karena ‘status’-nya yang dirasakan banyak orang sebagai pelajaran yang menyulitkan dan membosankan. Bahkan, mungkin sebagian kita membencinya dan sangat menghindari matematika.

Pertanyaannya, kenapa menyulitkan? Membosankan? Tidak menarik? Tidak penting? Tidak relevan? Lalu harus bagaimana? Apa yang bisa dilakukan? Apakah matematika tidak bisa dicintai?

IMG-20200619-WA0018

Hari ini, Sabtu, 20 Juni 2020 pukul 16.00 – 17.00 saya akan berbagi via Live Streaming di YouTube KGB Jakarta Selatan tentang topik ini. Topik yang sebetulnya saya juga bahas via Blog ini maupun YouTube channel saya, tapi secara khusus kita bisa tanya jawab dan berbagi lebih banyak.

Jika berminat, yuk kita berbagi dan diskusi bersama di sana. 😃

#matematika #pendidikan #guru #belajar #sekolah #inspirasi #pembelajar

Bagaimana belajar matematika – soal atau metode?

Untuk memulai tulisan ini, izinkan saya memberikan tugas untuk kita semua. 😊

Saya meyakini bahwa tulisan ini akan lebih mengena ketika kita mencoba terlebih dahulu soal ini:

Tanpa menghitung satu persatu, tanpa berbicara, tanpa menuliskan apapun, temukan berapa banyak persegi yang berwarna merah. Catatan: persegi pada sisi luar merupakan kerangka 10×10.

Continue reading “Bagaimana belajar matematika – soal atau metode?”

Kepemimpinan vs Covid-19

Istri saya adalah seorang guru TK di salah satu preschool (PAUD) di daerah Bintaro, Tangerang Selatan. Bersama dengan kembarannya, dengan sokongan dana dan dukungan dari kedua orang tuanya, mereka membangun PAUD ini 2 tahun yang lalu. Jadi, bisa dibilang, selain sebagai guru, istri saya juga sekaligus adalah kepala sekolah, manajemen, dan pemilik.

Continue reading “Kepemimpinan vs Covid-19”

Saya rindu sekolah

Minggu ini menandai minggu ke-4 dari perjalanan Home-Based Learning, atau belajar dari rumah di sekolah saya. Sejak sekitar 2 minggu yang lalu, beberapa murid saya mulai mengekspresikan kebosanan mereka karena berada di rumah sepanjang hari tanpa mereka dapat berbuat apa-apa, selain belajar. Mereka harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ, atau distance learning), mungkin melalui konferensi video, atau sebatas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru masing-masing, atau tugas lainnya. Mereka diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu seperti biasanya, dan mungkin mengerjakan lembar kerja atau penilaian lainnya. Perbedaannya, saat ini mereka tidak dapat pergi ke mana pun untuk bersantai atau bertemu dengan teman mereka.

Continue reading “Saya rindu sekolah”

I miss school

This week marks the 4th week of the e-learning journey (Home-Based Learning) in my school. Since about two weeks ago, some of my students had started to express their feeling of boredom to be at home all day long and they could do “nothing”, aside from studying. They are required to join the e-learning, probably through video conference, or just working on assignments given by their respective teachers, or else. They need to finish all the assignments on time, as usual, and probably worksheets or other assessments. The only difference is that they could go nowhere to relax or meet their friends.

Continue reading “I miss school”

Kenapa tidak maksimal?

Manajer 1            : “Bro, tahu ‘gak itu staf A, bawahan gue?”

Manajer 2            : “Tahu, bro. Kenapa dia?”

Manajer 1            : “Gw gak tahu lagi gimana caranya bikin dia naik kinerjanya. Gw udah
marahin dia, negur ini itu, evaluasi bareng, minta tolong temen-temennya. Tapi, tetep aja ‘gak ngefek.”

Manajer 2            : “Wah, staf kayak gitu sih pantesnya dilepas aja. Sama aja buang-buang uang dan waktu lah kalo kayak gitu.”

Pernah mendengar percakapan serupa? Atau pernah berada di posisi itu?

Jika Anda berada di posisi manajer 1, apa yang Anda pikirkan dan lakukan? Jika Anda berada di posisi manajer 2, yang mendapat cerita tersebut, apa yang akan Anda katakana dan lakukan?

Apakah memecat atau memberi teguran/ancaman keras menjadi solusi paling efektif?

Atau, izinkan saya mengubah pertanyaannya, dan menawarkan beberapa pertanyaan berikut untuk ditinjau lebih lanjut:

  • Mengapa staf kita tidak bekerja optimal?
  • Apa yang sudah dan bisa kita lakukan untuk mendorong mereka untuk bekerja maksimal?
  • Apakah kebutuhan dasar mereka terpenuhi?
  • Apakah kita sudah memberikan pelatihan yang cukup?
  • Apakah kita sudah cukup membantu mereka?
  • Apakah budaya dan iklim kerja mendukung mereka?
  • Sudahkah kita menjadi pemimpin yang efektif bagi mereka?

Mari kita melihat lagi perjalanan kita sebagai pemimpin. Pernahkah kita menanyakan hal-hal tersebut?

Atau.. mungkin kita mempunyai rekan kerja yang tidak bekerja maksimal. Sudahkah kita menjadi pemimpin yang kita harapkan bagi mereka?

Kepala sekolah juga penting!

Apa ya maksudnya? Berdasarkan penelitian internasional, khususnya yang pertama kali dilakukan oleh Kenneth Leithwood dan beberapa peneliti lainnya di tahun 2008, mereka menyimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan faktor kedua terpenting yang memengaruhi prestasi belajar murid di sekolah. Faktor terpenting pertama? Tentu guru, itu sudah jelas. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya juga peran kepala sekolah dalam setiap sekolah.

Image result for principal matters

Pertanyaannya, seberapa kita memahami bahwa kepala sekolah mempunyai peran yang sedemikian penting? Jika kita guru, seberapa besar kita menghargai kepala sekolah kita? Jika kita kepala sekolah, sadarkah kita akan hal ini dan seberap jauh kita telah mengembangkan diri kita agar kita dapat memberi dampak positif lebih baik? Jika kita bagian dari manajemen sekolah, seberapa jauh kita telah menolong kepala sekolah untuk bekerja dengan lebih efektif?