Berdasarkan pengalaman saya, saya seringkali merasakan bahwa manajemen sekolah atau para atasan kurang menghargai rasa percaya dan loyalitas para staf dan guru. Bahkan, dalam beberapa kasus, kedua hal tersebut seperti dipaksakan. Bahwa kita sebagai staf dan guru harus loyal terhadap sekolah, harus percaya pada pemimpinnya. Pertanyaannya, apakah mereka yang menjadi pemimpin telah melaukan yang harus mereka lakukan, yaitu menjadi pemimpin efektif, dan membuat kita saling percaya dan loyal terhadap satu sama lain dan terhadap para pemimpin di sekolah?
Hal yang seringkali terlupakan adalah bahwa kedua hal ini adalah perasaan. Rasa percaya dan setia. Tidak bisa dipaksakan, mohon maaf. Sama seperti kita tidak memaksakan kekasih kita untuk percaya dan setia kepada kita, tetapi ketika kita sungguh-sungguh memperjuangkan relasi yang positif dan kita telah menjadi pasangan yang baik secara konsisten, hanya tinggal menunggu waktu saja ketika kedua perasaan itu tumbuh.
Bukankah begitu juga dalam hal kepemimpinan di sekolah?