Trust and Loyalty

Berdasarkan pengalaman saya, saya seringkali merasakan bahwa manajemen sekolah atau para atasan kurang menghargai rasa percaya dan loyalitas para staf dan guru.  Bahkan, dalam beberapa kasus, kedua hal tersebut seperti dipaksakan. Bahwa kita sebagai staf dan guru harus loyal terhadap sekolah, harus percaya pada pemimpinnya. Pertanyaannya, apakah mereka yang menjadi pemimpin telah melaukan yang harus mereka lakukan, yaitu menjadi pemimpin efektif, dan membuat kita saling percaya dan loyal terhadap satu sama lain dan terhadap para pemimpin di sekolah?

Hal yang seringkali terlupakan adalah bahwa kedua hal ini adalah perasaan. Rasa percaya dan setia. Tidak bisa dipaksakan, mohon maaf. Sama seperti kita tidak memaksakan kekasih kita untuk percaya dan setia kepada kita, tetapi ketika kita sungguh-sungguh memperjuangkan relasi yang positif dan kita telah menjadi pasangan yang baik secara konsisten, hanya tinggal menunggu waktu saja ketika kedua perasaan itu tumbuh.

Bukankah begitu juga dalam hal kepemimpinan di sekolah?

Pemimpin tanpa pengikut, lalu apa?

Jika Anda ditanya, “Apa syarat menjadi seorang pemimpin?” Menurut Anda, apa jawabannya?

Empati? Keberanian? Inteligensi? Keterampilan sosial emosional?

Semua itu penting, tapikita perlu ingat bahwa seseorang bisa disebut sebagai pemimpin ketika ada orang yang dipimpin. Bukankah demikian? Dalam arti lain, tanpa pengikut, kita tidak dapat menyebut diri kita sebagai pemimpin. Pemimpin pasti berkaitan dengan orang, dan khususnya orang yang dipimpin. Walau mungkin kita pernah mendengarnya, tetapi istilah pemimpin perusahaan adalah jabatan. Ia bertanggungjawab memimpin setiap orang yang secara struktur ada di bawahnya.

Pemimpin bukanlah mereka yang mengemban jabatan struktural tertentu, bukan mereka yang ada di puncak organisasi, tetapi mereka yang dengan berani dan rela mengorbankan dirinya untuk menginspirasi dan mengembangkan orang lain untuk menjadi lebih baik dan mencapai yang terbaik yang bisa ia capai. Dengan pemahaman ini, paling tidak ada 3 hal penting yang bisa disimpulkan:

  • Bahwa pemimpin selalu berkaitan dengan orang.
  • Siapapun bisa menjadi pemimpin, tanpa terkecuali.
  • Pemimpin itu memberi diri untuk pertumbuhan orang yang dipimpin.

Selamat memimpin manusia, bukan organisasi.

Kepemimpinan sekolah yang terlupakan

Setiap sekolah pasti fokus mengembangkan kualitas guru dengan berbagai cara. Supervisi kelas, evaluasi dan penilaian per term, semester, atau tahunan, dan berbagai hal lainnya. Semua ini tentu sangat bagus, tetapi bagaimana dengan kualitas kepemimpinan?

Kepemimpinan, pada era saat ini, sudah bukan lagi merujuk pada kepala sekolah karena dipercaya bahwa setiap orang mempunyai kapasitas kepemimpinan. Ini berarti, guru, staf, dan bahkan murid juga bisa memimpin dalam kapasitasnya masing-masing. Namun sayangnya, seringkali sekolah, secara sengaja maupun tidak, melupakan pengembangan keterampilan kepemimpinan guru, kepala sekolah, dan muridnya. Manajemen sekolah seringkali kurang menghargai dan memerhatikan hal ini. Salah satu dampak negatifnya adalah ketika seorang guru naik jabatan menjadi koordinator, wakil kepala sekolah, atau bahkan kepala sekolah, guru tersebut tidak dilengkapi dengan baik.

Akibatnya, kita mendapatkan manajer semata, bukan pemimpin. Ia fokus pada tugas manajerial dan administratif, tetapi lupa mengembangkan dan memimpin mereka yang dipercayakan kepadanya. Padahal, signifikansi kepemimpinan sangat besar bagi perkembangan sekolah.

Kalau kita tidak disiapkan dan diperlengkapi oleh manajemen sekolah, kembangkanlah diri. Bacalah buku, ikut pelatihan atau seminar, cari mentor, pedulikan orang lain. Kepemimpinan perlu dilatih sesering mungkin, sama seperti kita berlatih kemampuan bahasa, berpikir, berolahraga, dan lainnya.

PAUD berkualitas = masa depan dunia cerah

Image result for education is more than school

Pendidikan Anak Usia Dini, atau PAUD, merupakan tonggak dan momen penting dalam pendidikan seseorang. PAUD merupakan jenang pendidikan seseorang pada rentang umur 0-6 tahun. Secara khusus, pada umur 0-4 tahun adalah periode yang disebut dengan istilah “the golden age“, masa keemasan bagi seseorang dalam hal belajar. Masa ini adalah masa-masa terpenting bagi seseorang untuk belajar apapun, dan masa di mana seorang anak menyerap berbagai hal dari lingkungannya.

Continue reading “PAUD berkualitas = masa depan dunia cerah”

Apa yang bisa guru lakukan?

Mengajar, seperti yang banyak dikatakan orang, adalah suatu profesi yang mulia di mana tugas utama sang guru adalah untuk mendidik setiap murid untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi, bahkan untuk menjadi lebih baik dari pada sang guru itu sendiri.

shutterstock_66372415-390x285Guru mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan mungkin merupakan salah satu pekerjaan yang paling berat di dunia.  Tidakkah Anda berpikir demikian juga?  Guru memiliki beban untuk mendidik, memfasilitasi, mengembangkan, menumbuhkan, … (Anda bisa tambahkan sendiri 😊) setiap peserta didik untuk menjadi yang terbaik yang ia bisa capai.  Setiap guru memiliki tanggung jawab (atau bisa dikatakan juga, tekanan) untuk menciptakan masa depan dunia di dalam Batasan dan sistem yang ada.  Mereka dibayar untuk melakukan itu semua.  Jika murid gagal, sebagian besar orang akan mengkritisi peran dan kualitas sekolah dan guru-gurunya.  Jika kualitas lulusan tidak mencapai standar kualitas tertentu, tebak saja, siapa yang akan dipersalahkan dan dikritisi?

Continue reading “Apa yang bisa guru lakukan?”

What a teacher can do?

Teaching, as some people said, is a noble profession whereas the teachers have the main job to educate students to become better persons, even to be better than the teachers themselves.

shutterstock_66372415-390x285Teachers have lots of things to do and probably it is one of the most stressful jobs in the world.  Don’t you think so?  Teachers have the burden to educate, facilitate, develop, grow, … (you can add the terms) children/students to be the best they can become.  They have the responsibility (or so to speak, the pressure) to, in a way, create the future of the world within certain boundaries and system established.  They are paid to do so.  If students fail, mostly people will criticize schools and teachers.  If the quality of the graduates is not up to a certain standard, guess who will be blamed and criticized?

Continue reading “What a teacher can do?”

Start with WHY (Indonesian)

Baru-baru ini, saya membaca sebuah buku berjudul “Start with Why”, yang ditulis oleh Simon Sinek.  Buku ini SANGAT BAGUS!  Untuk apapun pekerjaan kita, siapapun kita, bacalah!  Apa yang bisa kita pelajari dari buku ini dapat diaplikasikan di organisasi apapun dan oleh siapapun.  Dalam bukunya, Simon berbicara mengenai bagaimana “Start with WHY”, memulai dengan mengapa, dapat menjadi sangat penting dan membawa dampak positif dalam hidup kita.  Saya secara pribadi belum selesai membaca buku ini, tetapi akan saya selesaikan dan saya sharingkan apa yang saya pelajari!  Saat ini, saya sangat bersemangat untuk membagikan apa yang saya pelajari di sini kepada Anda.  Jadi, di sini saya tulis beberapa pesan penting dalam poin-poin, berdasarkan apa yang telah say abaca:

Continue reading “Start with WHY (Indonesian)”

Start with WHY (Eng)

Recently, I have been reading a book named Start with Why by Simon Sinek.  It is A VERY GOOD BOOK!  For whatever and whoever you are, read it!  It can be applied to any organizations and individuals.  In his book, Simon talks about how start with WHY can be so salient and bring so much impact to our lives.  I have not yet finished reading the book, but I will do!  I am so eager to share this to everyone, so here I write some of my key notes as bullet points, based on what I have got by reading the book:

Continue reading “Start with WHY (Eng)”